11.2 Gaya Antarmolekul
[Kembali]
11.2.1 Gaya Dipol-Dipol
Gaya dipol-dipol (dipole-dipole forces) merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu antara molekul-molekul yang memiliki momen dipol. Makin besar momen dipolnya, makin kuat gayanya.
Gaya ion-dipol (ion-dipole forces) terjadi antara suatu ion (bisa kation atau anion) dengan suatu molekul polar (Gambar di atas). Kekuatan interaksi bergantung pada muatan dan ukuran ion dan besarnya momen dipol dan ukuran molekul. Muatan kation umumnya lebih terpusat, karena kation biasanya lebih kecil daripada anion. Jadi, untuk muatan yang sama, kation berinteraksi lebih kuat daripada anion.
11.2.3 Gaya Dispersi
11.2.4 Ikatan Hidrogen
Gaya intramolekul (intramolecular forces) adalah gaya tarik menarik antaratom dalam suatu molekul. Umumnya, gaya antarmolekul jauh lebih lemah daripada gaya intramolekul.
Gaya dipol-dipol (dipole-dipole forces) merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu antara molekul-molekul yang memiliki momen dipol. Makin besar momen dipolnya, makin kuat gayanya.
11.2.2 Gaya Ion-Dipol
Gaya ion-dipol (ion-dipole forces) terjadi antara suatu ion (bisa kation atau anion) dengan suatu molekul polar (Gambar di atas). Kekuatan interaksi bergantung pada muatan dan ukuran ion dan besarnya momen dipol dan ukuran molekul. Muatan kation umumnya lebih terpusat, karena kation biasanya lebih kecil daripada anion. Jadi, untuk muatan yang sama, kation berinteraksi lebih kuat daripada anion.
11.2.3 Gaya Dispersi
Jika kita menempatkan ion atau molekul polar di dekat suatu atom (atom molekul nonpolar), distribusi elektron pada atom (atau molekul) itu akan terganggu dengan gaya yang dilakukan oleh ion atau molekul polar tersebut. Dipol yang dihasilkan dalam atom (atau molekul) itu disebut dipol terinduksi (induced dipole). Interaksi tarik-menarik antara ion dan dipol terinduksi disebut interaksi ion-dipol terinduksi, dan interaksi tarik-menarik antara molekul polar dan dipol terinduksi disebut interaksi dipol-dipol terinduksi.
Ikatan hidrogen (hydrogen bond) adalah jenis khusus interaksi dipol-dipol antara atom hidrogen dalam ikatan polar, seperti N-H, O-H, atau F-H, dengan atom elektronegatif O, N, atau F.
11.3 Sifat Cairan [Kembali]
11.3.1 Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang.
11.3.1.1 Kohesi
11.3.3.1 Sifat Air:
1. Pelarut yang baik
2. Kalor jenis yang tinggi
3. Dapat menyerap kalor dalam jumlah cukup besar.
4. Dapat melepaskan kalor dalam jumlah cukup besar. 5. Lebih rapat pada fase cair dibanding fase padat.
11.3 3.2 Struktur Air:
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia :
Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
11.3 Sifat Cairan [Kembali]
11.3.1 Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang.
11.3.1.1 Kohesi
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat.
11.3.3.2 Adhesi
11.3.3.2 Adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan.
11.3.2 Viskositas
Viskositas adalah ukuran resistensi fluida terhadap aliran. Lebih besar viskositas, semakin lambat cairan mengalir. Viskositas cairan biasanya berkurang dengan meningkatnya suhu. Cairan yang memiliki kekuatan antarmolekul yang kuat memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada yang memiliki gaya antarmolekul lemah. Air memiliki viskositas lebih tinggi daripada banyak cairan lain karena kemampuannya membentuk ikatan hidrogen.
11.3.3 Struktur dan Sifat Air11.3.3.1 Sifat Air:
1. Pelarut yang baik
2. Kalor jenis yang tinggi
3. Dapat menyerap kalor dalam jumlah cukup besar.
4. Dapat melepaskan kalor dalam jumlah cukup besar. 5. Lebih rapat pada fase cair dibanding fase padat.
11.3 3.2 Struktur Air:
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia :
Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
11.4 Struktur Kristal
[Kembali]
Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1. Padatan kristal
Es merupakan padatan kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku. Susunan atom, molekul, atau ion dalam padatan kristal adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik-menarik antarmolekul pada keadaan maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen, gaya van der Waals, ikatan hidrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini. Satuan dasar yang berulang pada padatan kristal disebut sel satuan (unit cell).
2. Padatan amorf
Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan molekul yang menjangkau-jauh.
Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1. Padatan kristal
Es merupakan padatan kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku. Susunan atom, molekul, atau ion dalam padatan kristal adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik-menarik antarmolekul pada keadaan maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen, gaya van der Waals, ikatan hidrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini. Satuan dasar yang berulang pada padatan kristal disebut sel satuan (unit cell).
2. Padatan amorf
Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan molekul yang menjangkau-jauh.
11.5 Difraksi Sinar-X oleh Kristal [Kembali]
Difraksi sinar-X merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis padatan kristal. Sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar 1 Å, berada di antara panjang gelombang sinar gama (γ) dan sinar ultraviolet. Sinar-X dihasilkan jika elektron berkecepatan tinggi menumbuk suatu logam target.
Menurut pendekatan Bragg, kristal dapat terdiri atas bidang-bidang datar (kisi kristal) yang masing-masing berfungsi sebagai cermin semi transparan. Jika sinar-X ditembakkan pada tumpukan bidang datar tersebut, maka beberapa akan dipantulkan oleh bidang tersebut dengan sudut pantul yang sama dengan sudut datangnya, sedangkan sisanya akan diteruskan menembus bidang.
Perumusan secara matematik dapat dikemukakan dengan menghubungkan panjang gelombang sinar-X, jarak antar bidang dalam kristal, dan sudut difraksi:
nλ = 2d sin θ (Persamaan Bragg)
Keterangan:
λ adalah panjang gelombang sinar-X,
d adalah jarak antar kisi kristal,
θ adalah sudut datang sinar,
n = 1, 2, 3, dan seterusnya adalah orde difraksi.
11.6 Link Download
[Kembali]
LINK HTML
Tidak ada komentar:
Posting Komentar